Photobucket

Sabtu, 27 November 2010

17 Stasiun Kereta Api Mendapatkan Penghargaan dari Kementerian Perhubungan

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia memberikan penghargaan pelayanan publik 2010 kepada 17 Stasiun Kereta Api yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera dalam kategori pelayanan penumpang di Stasiun Kereta Api (KA). Pemberian penghargaan ini sebagai wujud prestasi dalam melayani para pengguna jasa kereta api, serta dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap konsumen sebagai pengguna jasa transportasi publik.

Pemberian penghargaan ini dilakukan di ruang Sriwijaya Kompleks Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (24/11), diberikan langsung kepada masing-masing Kepala Stasiun yang mendapatkan penghargaan dengan berbagai tingkatan penilaian. Penilaian ini berdasarkan dari hasil dua tim yang berbeda, tim dari internal Kementerian Perhubungan dan tim konsultan. Tiga Stasiun KA mendapatkan penghargaan Prima Madya, yaitu Stasiun Besar Gambir, Stasiun Besar Bandung, dan Stasiun Besar Surabaya Gubeng. Tujuh Stasiun mendapatkan Prima Pratama, diantaranya Stasiun Besar Tugu, Stasiun Besar Cirebon, Stasiun Besar Solo Balapan, Stasiun Besar Kertapati, Stasiun Besar Medan, Stasiun Besar Surabaya Pasar Turi, Stasiun Besar Jakarta Kota. Sedangkan bagi Stasiun Tanjung Karang, Stasiun Pasar Senen, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Besar Semarang Tawang, Stasiun Jatinegara, Stasiun Semarang Poncol, dan Stasiun Lempuyangan, mendapatkan penghargaan Pemenang Partisipasi.

Pemberian penghargaan pelayanan publik 2010 ini bertujuan untuk memberikan stimulus dan motivasi bagi para pelaksana pelayanan publik di bidang transportasi agar selalu berinovasi dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi semua konsumen. Selain itu, dengan adanya penghargaan ini, diharapkan muncul semangat kompetisi dan mendorong kreatifitas unit operator pelayanan jasa transportasi untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat. (humaska)

Sumber : PT.KAI

Senin, 22 November 2010

Kecepatan Kereta Api Diturunkan


BANDUNG, KOMPAS.com — PT Kereta Api Indonesia menurunkan batas kecepatan maksimal semua perjalanan kereta hingga akhir tahun 2010. Langkah ini merupakan upaya mengurangi tingkat kecelakaan KA dan merespons meningkatnya laporan adanya lintasan KA yang patah.

Vice President Corporate Communications PT Kereta Api Indonesia (KAI) Sugeng Priyono, Kamis (18/11/2010) di Bandung, menjelaskan, dengan menurunkan batas kecepatan, waktu tempuh perjalanan KA rata-rata akan bertambah 75-80 menit.

Waktu tempuh KA Argo, misalnya, akan bertambah 34 menit. Adapun waktu tempuh KA kelas ekonomi bertambah 100-105 menit, sementara KA kelas eksekutif dan bisnis bertambah 25 menit.

”Saat ini, tim internal PT KAI sedang mengkaji kecepatan maksimum KA karena diindikasikan terjadinya penurunan kondisi trek. Selama pengkajian, V max (kecepatan maksimum) akan diturunkan,” ujar Sugeng.

Ia menjelaskan, kecepatan maksimal rata-rata akan diturunkan lima persen dari kecepatan awal. Dicontohkan, bila sebelumnya kecepatan maksimal di lintasan Jawa Tengah bagian selatan sekitar 90 kilometer per jam, kini menjadi 80 kilometer per jam.

Menurut Sugeng, dari laporan yang diterima, kerusakan rel kereta api paling banyak terjadi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

Penurunan kecepatan maksimum KA akan menimbulkan reaksi dari masyarakat. Namun, menurut Sugeng, PT KAI tidak mau mengambil risiko terhadap keselamatan perjalanan KA dengan kondisi trek saat ini. (gre)

Minggu, 07 November 2010

New Argo Jati Diluncurkan

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) meluncurkan rangkaian baru kereta ramah lingkungan pada kereta api (KA) New Argo Jati yang menghubungkan kota Jakarta dan Cirebon, di Stasiun Cirebon, Selasa (3/11). Sehingga saat ini PT. KAI telah memiliki dua rangkaian KA ramah lingkungan, setelah sebelumnya diluncurkan pada musim angkutan lebaran 2010 yang digunakan pada KA Argo Lawu relasi Gambir – Solo Balapan. Kereta ramah lingkungan ini memiliki sistem sanitasi dan pembuangan akhir yang mengolah kotoran menjadi cairan jernih yang tidak mengganggu lingkungan.

Rangkaian kereta New Argo Jati memiliki 6 kereta eksekutif, 1 kereta restorasi (makan) dan 1 kereta pembangkit dengan kapasitas 300 tempat duduk, menggantikan rangkaian KA Argo Jati yang selama ini melayani masyarakat Cirebon dan sekitarnya menuju Jakarta dan sebaliknya. Fasilitas yang dimiliki oleh kereta baru ini sangat memanjakan penumpang, dikarenakan selain adanya pendingin udara yang lebih baik, juga terdapat fasilitas lainnya.

Masing-masing kereta dilengkapi dengan informasi petunjuk urutan kereta secara digital. Terdapat pula running text, yang dapat mengetahui kecepatan KA, Stasiun serta tanda waktu. Disediakan bagasi barang yang tertutup layaknya di pesawat terbang. Dan juga ruang bagasi yang luas di ujung kereta guna menyimpan barang-barang yang lebih besar.

Mata penumpang pun dimanjakan oleh tayangan audio video dan TV flat dengan gambar serta suara lebih jernih. Di masing-masing kursi penumpang yang nyaman sesuai ergonomis dan dapat diputar, pada bagian atasnya terdapat lampu baca dan penerangan yang dapat diatur oleh penumpang. Sumber listrik untuk mengisi ulang baterai laptop atau pun handphone juga ada.

Jendela penumpang dimodifikasi minimalis dilengkapi dengan tirai tarik, sehingga penumpang merasa lebih terjaga privasinya. Bagi penumpang yang ingin merokok, telah disediakan ruangan khusus di kereta restorasi. Namun, di bordes pun bisa digunakan untuk merokok dan disana telah disediakan kursi kecil sebagai tempat duduk.

Toilet yang tersedia di kereta ini pun tidak kalah nyamannya dengan ruang yang lebih luas. Dan yang paling menarik di rangkaian kereta ini, yaitu adanya fasilitas jaringan wifi yang berada di kereta makan. Yang memungkinkan penumpang untuk mengakses internet selama perjalanan.

KA Milik Kita Bersama

Walikota Cirebon, Subardi S.Pd, sempat mencoba duduk di salah satu kursi pada rangkaian KA New Argo Jati, sesaat setelah meresmikannya. Subardi yang didaulat untuk meresmikan KA milik Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon ini, tak kuasa memperlihatkan antusiasmenya pada rangkaian kereta ini. Karena sebelum dimulainya prosesi peluncuran KA New Argo Jati, Subardi didampingi oleh Vice President (VP) Daop 3, Muhardjito, menyempatkan diri untuk melihat rangkaian ini, baik interior maupun eksteriornya.

“Saya mewakili masyarakat Kota Cirebon, menghaturkan rasa terima kasih kepada PT. KAI yang telah memberikan kereta ramah lingkungan ini, dan kami merasa bangga, karena setiap tidak daerah memiliki kereta ini,” ucap Subardi saat memberikan sambutan. Ia menambahkan, dengan adanya KA ini, akan jelas sekali bermanfaat bagi masyarakat Cirebon dan sekitarnya.

“Kami tidak akan bosan untuk menghimbau kepada masyarakat, bahwa kereta api adalah milik kita bersama, dan kita juga harus merawatnya bersama-sama,” ajak Subardi ke seluruh tamu undangan serta warga Cirebon yang turut menghadiri peluncuran ini. Dan ia pun berharap kepada PT. KAI untuk terus meningkatkan pelayanannya dan menjadi semakin baik.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur PT. KAI, Darmawan Daud mengungkapkan permintaan angkutan menggunakan kereta api cenderung meningkat. Mengingat semakin padatnya angkutan jalan raya. Serta semakin kritisnya para pelanggan dalam menilai kualitas layanan masing-masing moda transportasi. “Hal inilah yang mendorong kami untuk melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menghadirkan produk-produk unggulan yang semakin berkualitas,” ujar Darmawan.

“Diharapkan perjalanan kereta api ini dapat memberikan kontribusi terhadap solusi kemacetan di jalan raya, karena kemampuannya mengangkut secara massal. Selain itu kereta api merupakan kendaraan yang hemat energi, hemat lahan dan ramah lingkungan,” lanjutnya. Masih di dalam sambutannya, Darmawan meminta dukungan dari semua pihak sehingga kelestarian kereta api ramah lingkungan ini dapat terus dipertahankan dan diharapkan dapat mendukung peningkatan perekonomian masyarakat Cirebon.

Muhardjito mengutarakan, KA New Argo Jati dijalankan dengan pola W Slag, atau empat kali berangkat dan pulang pada perlintasan Cirebon – Jakarta. “Semoga persembahan produk baru ini dapat memuaskan pelanggan KA umumnya dan khususnya pengguna kereta api Argo Jati,” kata Muhardjito. (humaska)

Sumber : PT.KAI

Jumat, 05 November 2010

Kereta Api Peduli Bencana Merapi

Meletusnya Gunung Merapi 26/10 yang melulunhlantahkan Pemukiman dis ekitar kaki gunung tersebut membawa korban yang tidak sedikit. Setidaknya kurang lebih 34 warga sekitar Tewas akibat semburan awan panas Merapi termasuk Juru Kunci Mbah Maridjan. Akibat kejadian ini membuat keprihatinan berbagai instasi dan kalangan masyarakat.

Kota Yogyakarta sontak selama sepekan menjadi perhatian nasional maupun dunia. Semua terpaku pada peristiwa erupsinya Gunung teraktif di dunia yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dengan DIY ini. Bantuan logistik dan kesehatan secara cepat datang beruntun ke tempat lokasi pengungsian. Dalam aksi kemanusiaan ini PT Kereta Api Indonesia turut berpartisipasi dengan mengirimkan tenaga kesehatan dan bantuan untuk penanggulangan derita yang ditanggung korban pengungsi.

Posko kesehatan PT Kereta Api Indonesia didirikan di SD Kiaran 1, Kecamatan Cangkringan. Direncanakan posko ini akan beroperasi jumat 29/10 s/d 5/11 dan melayani selama 24 jam. Masyarakat menyambut baik dan senang atas perhatian dari PT KAI (Persero) ini. Rekan-rekan UUK Daop 6 Yogyakarta dikerahkan untuk menjadi relawan. Bantuan tenaga medis juga datang dari Daop 2 Bandung dr. Rudy Hermayandi, Asmen UUK Daop 2 Bandung Inain, dan Daop 7 Madiun Surono serta Suparno.

Posko ini difasilitasi dengan ambulance yang dibawa dari bandung serta berbagai macam obat-obatan untuk korban. Selain itu kegiatan pembagian masker gratis di kawasan pengungsian juga terus dilakukan untuk para pengungsi supaya dapat menghindar dari abu vulkanik yang terus keluar dari merapi. Sementara kegiatan yang sama yakni pembagian masker juga dilakukan di Stasiun Tugu Yogyakarta karena kebanyakan penumpang yang turun di Yogyakarta melalui stasiun Tugu kurang persiapan.

Rudy Hermayandi menyatakan kebanyakan korban merata dari anak-anak sampai orang tua serta penyakit yang diderita hampir sama yaitu menderita gangunan infeksi saluran pernafasan yang disebabkan abu vulkanik hasil semburan merapi. Selain itu korban pengungsian juga menderita diare, hal ini dikarenakan karena pola makan yang tidak teratur. Menurut salah seorang korban pengungsi Supono (84) warga Cangkringan “Obat yang diberikan oleh Posko Kesehatan Kereta Api sangat bagus kemarin saya berat untuk mengambil nafas tetapi setelah saya berobat kesini menjadi enak dan saat ini saya rasa saya sudah sembuh” ujarnya.

SPKA Berikan Bantuan Ke Cangkringan

Minggu 31/10, DPD SPKA Daerah Operasi 6 yogyakarta yang dipimpin oleh Sutrisno dan didampingi anggotanya Sri widodo, Adso Astrivianto, Dwi Pujiastuti, Manager Sintel berserta keluarga memberikan bantuan kepada korban Merapi di Posko SD Kiaran 1 kecamatan Cangkringan Umburharjo Sleman Yogyakarta. Selain itu turut pula Totok perwakilan dari balai Yasa Yogyakarta. Setibanya di lokasi rombongan disambut oleh Tim Relawan baik dari PMI, Tni, maupun Tim SAR.

Pada kesempatan ini SPKA memberikan bantuan berupa sembako, susu dan peralatan mandi untuk para korban. Tim juga membantu menjadi relawan di Posko tersebut. Bantuan diserahkan oleh Ketua DPD SPKA Sutrisno kepada tentara penanggungjawab posko bencana merapi. Dengan adanya kegiatan ini PT Kereta Api secara sigap peduli akan bencana yang terjadi di Indonesia. (Humaska)

Sumber : PT. KAI

Jumat, 29 Oktober 2010

DPRD Kota Solok Jajaki Kejasama Pemanfaatan Aset PT. KAI

Seiring dengan pengembangan dan penataan kota Solok, serta muncul potensi dan peluang bisnis dari adanya Kereta Api Wisata Mak Itam, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) diikuti perwakilan dari Pemerintah Kota Solok, Sumatera Barat, mengunjungi Kantor Pusat PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) di Bandung, Rabu (27/10). Kunjungan ini bermaksud untuk menjajaki kerjasama penggunaan aset tanah PT. KAI yang berada di depan Stasiun Solok untuk digunakan menata para pedagang kaki lima, terutama yang bergelut di bidang kuliner khas kota Solok.

Dalam kunjungan kerja ini, rombongan yang dipimpin oleh Zulfadli S. Kom M.M menginginkan adanya penjelasan dari PT. KAI mengenai mekanisme dan prosedur untuk menyewa lahan tersebut. Dari 118.181 km2 lahan PT. KAI yang berada di Divisi Regional (Divre) 2 Sumatera Barat, Pemerintah Kota Solok akan menggunakan kurang lebih 600 m2 milik dari PT. KAI, sehingga pasar yang sudah ada sebelumnya menjadi lebih tertata rapi. Perluasan ini dikarenakan dari 3,4 hektar luas pasar, tidak dapat menampung lagi para pedagang, dan nantinya akan dibangun 42 kios di atas lahan milik PT. KAI itu.

“Kita membaca peluang dari adanya kereta api wisata Mak Itam yang selama ini melewati Solok, dan banyaknya penumpang yang naik dan turun di Solok,” tutur Zulfadli. Pihaknya sangat optimis dengan pengembangan dan penataan daerah di sekitar Stasiun untuk para pedagang kuliner, akan meningkatkan potensi wisata di daerah Solok. “Kami berharap sekali adanya jawaban dari PT. KAI, sehingga dengan adanya pengembangan pasar ini bisa menyentuh kepada masyarakat banyak,” tambah Zulfadli yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD kota Solok. Dan diharapkan pada tahun 2011 nanti, pengembangan pasar ini sudah bisa direalisasikan.

Dijelaskan oleh Executive Vice President (EVP) Aset Non Produksi, Tisna Djaja, bahwa kerjasama ini sangat dimungkinkan, mengingat lahan yang berada di daerah tersebut sangat potensial untuk dikembangkan. Dan ditambahkan oleh Vice President (VP) Commercialization of Non Railway Assets, Yosita Dachtar, bahwa di tempat tersebut belum ada master plan dari PT. KAI untuk pengembangan.

Dalam kunjungan kerja ini, rombongan yang berjumlah 20 orang diterima oleh berbagai pejabat di linkungan Kantor Pusat yang berkaitan dengan masalah aset serta bidang hukum untuk mendapatkan pemanduan dan penjelasan tentang tata laksana yang komprehensif tentang pemanfaatan lahan milik PT. KAI. Kunjungan diakhiri dengan mendatangi Paskal Hypersquare yang letaknya tidak jauh dari Stasiun Bandung, guna melihat hasil nyata kerjasama antara PT. KAI dengan pihak lain dalam pemanfaatan aset milik PT. KAI. (humaska)

Sumber : PT. KAI

Sabtu, 23 Oktober 2010

Kisah CC20145

Lokomotif CC20145 adalah salah satu lokomotif diesel dari kelas CC201 yang beroperasi untuk menarik rangkaian kereta di Indonesia. Lokomotif ini dibuat oleh perusahaan General Electric pada tahun 80-an. CC20145 terkenal akan daya mistiknya dan salah satu lokomotif paling keramat di Indonesia.

Kisah :

Sudah banyak cerita yang beredar di sekitar CC201, maklum saja karena selain jumlahnya yang banyak, juga hampir setiap masinis di Indonesia pernah bertugas di dalamnya. Tapi tidak ada cerita yang sepopuler kisah tentang CC20145. Konon, menurut para masinis dan teknisi, inilah lokomotif paling misterius di antara keluarga CC201. Banyak kejadian aneh dan membingungkan yang berkembang di sekitar lokomotif ini.

Sejak pertama kali dibeli CC20145 sudah sering dicap sebagai loko yang sangat bermasalah. Maksudnya adalah, walaupun hasil tes menunjukkan tidak ada problem pada CC20145, namun sering mengalami kecelakaan atau kerusakan saat dioperasikan tanpa bisa dijelaskan. CC20145 semula ditugaskan untuk menarik rangkaian ke arah Timur. Saat menarik Bima tiba-tiba mengalami tabrakan. Setelah diperbaiki, kembali bertugas menarik rangkaian Bima, tapi kembali lagi mengalami tabrakan. Diperbaiki kembali di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta, dan setelah selesai jabatannya diturunkan untuk menarik rangkaian kelas bisnis saja yaitu Jayabaya. Tetapi seperti bisa diduga CC20145 kembali lagi tabrakan. Frekuensi tabrakan sesama kereta atau kendaraan bermotor yang dialami CC20145 rupanya cukup sering, belum lagi kejadian aneh yang dialami para teknisi yang memperbaiki lok ini pasca tabrakan.

Sesuai prosedur, setelah diperbaiki di Balai Yasa Pengok, CC20145 diuji statis untuk memeriksa kelengkapannya. Setelah semuanya beres, loko diuji dinamis di jalur tes di depan komplek Balai Yasa. Saat dipacu dengan kecepatan tinggi, mendadak rem gagal berfungsi, sehingga loko melaju terus dan menghantam dinding beton pembatas jalur tes. Sekali lagi CC20145 mengalami kerusakan dan harus diperbaiki.

Merasa kebingungan dengan CC20145, teknisi Balai Yasa yaitu Panut dan Suroso merasa perlu untuk memanggil tenaga ahli GE langsung dari Amerika. Saat sedang memeriksa CC20145, tenaga ahli GE itu bercerita bahwa saat proses pembuatan loko yang satu ini memang sudah bermasalah karena banyak sekali terjadi kecelakaan kerja. Akhirnya diputuskan selain diperbaiki secara material, CC20145 juga diperbaiki secara spiritual. Sesuai adat orang Jawa, para teknisi Balai Yasa Pengok sepakat meruwat (ritual membuang sial) loko ini. Caranya dengan mengadakan selamatan dan memasang sepasang tapal kuda bekas di kedua ujung CC20145. Kemudian memberikan beberapa gram emas dan menyepuh bagian samping bawah lok dengan lapisan krom sehingga terlihat mengkilat.

Anehnya setelah ritual ini CC20145 tidak pernah mengalami kecelakaan lagi. Ruwatan yang dilakukan oleh teknisi Balai Yasa berhasil menghilangkan nasib sial loko ini. Sekarang CC20145 ditempatkan di dipo lokomotif Yogyakarta, dan dengan mudah dikenali lewat ciri khasnya sebagai loko dengan sisi yang dilapisi besi mengkilat, dan di bagian depannya di bawah hidungnya, terdapat semacam lubang untuk double traksi.

Sumber : Wikipedia